Reformasi Administrasi Negara

Diposting oleh erfan setiawan on Sabtu, 08 Oktober 2011

Reformasi Administrasi Negara


Menurut Kenichi Ohmae (2000) bahwa dalam percaturan dunia yang
semakin mengglobal saat ini, maka terdapat empat faktor pokok yang tidak
dapat dikontrol dan dibatasi oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara,
yaitu arus investasi, arus industri, arus informasi teknologi dan arus individual
konsumer.
Reformasi administrasi negara masih menjadi issu sekunder dari
keseluruhan upaya dan proses reformasi di negara Indonesia. Meskipun demikian
kita harus yakin bahwa reformasi adminstrasi negara sudah dimulai dan masih
berlangsung sampai saat ini. Reformasi administrasi negara jelas ingin
menyempurnakan peran administrasi dalam membangun daya saing bangsa
(Kasim, 1998). Mungkin kita perlu menghayati pandangan mantan Perdana
Menteri Singapura, Lee Kuan Yew (Kompas, 1988), reformasi administrasi negara
patut menjadi renungan dan perhatian secara terus menerus. Keberhasilan suatu
bangsa yang sedang melakukan perubahan fundamental sangat ditentukan oleh
peran administrasi negara, sehingga apabila administrasi negara telah sehat,
maka perubahan apapun yang dihadapi oleh setiap bangsa akan dapat dikelola
dengan baik. Sebaliknya bila administrasi negara tidak kuat, maka bangsa
tersebut akan terus mengalami kesulitan dalam melakukan transformasi ke arah
keadaan yang lebih baik.
Administrasi negara sebagai sistem yang dipraktekkan dalam
penyelenggaraan negara tidak dapat terhindar dari pengaruh perubahan dalam
berbagai bidang kehidupan dan penghidupan bangsa, termasuk dalam bidang
ekonomi baik dalam skala lokal, regional maupun internasional. Perubahan itu
menghendaki penyesuaian dan perubahan sistem administrasi negara,
diantaranya melalui reformasi yang menyentuh unsur dan komponennya secara
sistematis dan terencana. Agar perubahan lingkungan administrasi negara yang
sangat cepat dapat diimbangi dengan informasi adminstrasi negara secara serasi
dan harmonis, diperlukan langkah-langkah akselerasi yang tepat, termasuk
menurut Boast dan Martin (1997: 14), bahwa kompetensi pemimpin birokrasi
yang mampu membaca perubahan itu, karena ‘yang membuat perubahan itu
7
adalah individu’ (kualitas dari dan dalam individu). Hal ini berdasarkan hasil dari
karakteristik-karakteristik yang ditemukan utama yang selalu muncul sebagai
kualitas dari perubahan yang berhasil dan pemimpin krisis.
Ada dua alternatif pendekatan dalam upaya melakukan akselerasi
reformasi administrasi negara (Lee, 1997: 2-3). Pertama adalah pendekatan dari
atas ke bawah (top-down) yang ditandai dengan kegiatan reorganisasi,
restrukturisasi, pelangsingan (downsizing), manajemen program efisiensi, serta
program reengineering. Kedua yakni bottom-up, pada pendekatan ini percepatan
reformasi administrasi negara diharapkan tumbuh dengan cepat melalui sebuah
kesadaran baru akan perubahan secara konstruktif karena pelibatan lebih banyak
terhadap unsur-unsur administrasi negara. Dalam akselerasi reformasi
adminstrasi negara dibutuhkan strategi fokus antar lain:
(1) Menumbuhkan profesionalisme birokrasi dengan mengurangi hegemoni
birokrasi dalam beberapa kegiatan yang tidak menjadi substansi aktivitas
birokrasi, seperti politing birokrasi (Kim, 1991: 251, Effendi, 1996: 16);
(2) Melakukan orientasi fungsi birokrasi dalam bidang ekonomi dengan lebih
memberikan ruang dan peluang untuk mengembangkan potensi dengan
mengurangi intervensi birokrasi; dan
(3) Dapat membangun budaya kerja birokrasi yang tidak diskriminatif dan adil.
Untuk dapat mencapai suasana seperti itu, maka akselerasi reformasi
administrasi negara akan lebih mengarah pada perubahan peran negara dari
negara pejabat menjadi negara pelayan (Efendi, 1996: 17).
Berbagai kritik mengenai belum efektifnya fungsi administrasi negara
telah banyak muncul dari masyarakat. Beberapa faktor yang menjadi penyebab
itu antara lain: (1) tingginya derajat sentralisasi; (2) sistem penganggaran yang
sulit terintergrasi; (3) sistem perencanaan yang belum efektif; dan (4) sistem
evaluasi kinerja pemerintah yang belum dapat memberikan umpan-balik yang
memadai.
Berkaitanan dengan agenda dan strategi fokus dalam percepatan
reformasi administrasi negara tersebut, beberapa faktor yang telah diidentifikasi
dan dinilai sebagai key-leverage, yaitu:
(1) Penataan ulang kelembagaan penyelenggaraan negara secara lebih sehat
dan efektif;
(2) Manajemen penyelenggaraan negara yang efisien dan efektif; dan
(3) Kompetensi kepemimpinan birokrasi atau kualitas SDM aparatur (Sanapiah,
2004: 6).
Sasaran reformasi administrasi negara secara konseptual meliputi tiga
komponen pokok, yaitu :
8
(1) Reformasi untuk penyempurnaan kelembagaan pemerintahan negara
sebagai leverage point yang mewadahi nilai dan perilaku birokrasi
pemerintah atau kultur dan struktur organisasi birokrasi (Thoha, 2004;
Sarundajang, 2003);
(2) Reformasi untuk penyempurnaan manajemen pemerintahan negara,
termasuk sistem pelayanan yang terkesan masih berbelit-belit, pemberian
pelayanan yang lamban, dan sering dengan biaya yang tidak jelas dan
mahal sehingga menyebabkan inefisiensi dan potensi yang ada dalam
masyarakat tidak dapat berkembang. Oleh karena itu, orientasi
administrasi negara adalah creativity government that works better and
cost less (Al Gore, 1993), memiliki semangat wirausaha (Orsborne &
Gaebler, 1992: 25); dan menghasilkan high quality public goods and service
(Drucker, 1995); dan
(3) Reformasi untuk peningkatan kompetensi SDM birokrasi pemerintahan
dengan menata kembali peran dan fungsi yang seyogyanya diemban secara
baik olehnya. Oleh karena itu, key-leverage yang paling mungkin efektif
adalah terbangunnya secar sistematis potensi insan aparatur, termasuk
didalamnya kompetensi kepemimpinan birokrasi pemerintah (Saparinah,
2004: 16).
Sedangkan beberapa saran perubahan yang dapat dilakukan dalam rangka
reformasi administrasi negara (Gouillart & Kelly, 1995; Senge, 1996) sebagai
berikut:
(1) Dukungan kepemimpinan yang mempunyai kompetensi tinggi, yang memiliki
atribut seperti integritas, trust, komitmen, toughness, mampu membina
kerjasama, mampu menghidupkan semangat bawahan;
(2) Perlu pembenahan secara lebih serius dalam proses pembuatan kebijakan
publik yang berorientasi pada outcomes, terutama yang berkaitan dengan
kebijakan investasi dan keuangan dalam rangka memperkuat komponen
input dari proses perekonomian sehingga mampu memuaskan pelayanan
dan dengan biaya yang lebih ringan atau reliable dan predictable (Kasim,
1998);
(3) Revitalisasi peranan administrasi negara, dalam rangka memainkan peranan
penting dalam upaya menciptakan daya saing nasional yang tinggi (Gore,
1994);
(4) Penataan ulang organisasi birokrasi yang memungkinkan birokrasi lebih
fleksibel dan tidak hirarhikal, dengan salah satunya penyederhanaan
struktur organisasi, yaitu pengurangan jumlah satuan organisasi pemerintah
yang dikembangkan ke arah organisasi pembelajar yang mampu
menciptakan pengetahuan dan jumlah pegawai instansi pemerintah di
9
tingkat pusat dan memperkuat organisasi di tingkat operasional (Nonaka &
Takeuchi, 1995: 56-73).
(5) Mendorong terbangunnya manajemen pemerintahan yang tidak serba
pemerintah (birokrasi bukan dijadikan semacam lembanga politik).
Pemerintah lebih baik tidak langsung perannya, seperti mengatur
kehidupan masyarkat agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat dan
pemerintah perlu berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat
(empowering clients) dalam berbagai kehidupan, sehingga ketergantungan
pemerintah menjadi berkurang. Oleh karena itu, perlu diadakan standar
pelayanan oleh setiap instansi pemerintah sebagai tolak ukur penilaian
kinerjanya (Orsborne & Gaebler, 1992; Linden, 1994; Putra, 2004: 119-120);
(6) Perencanaan penyelenggaran negara dan pembangunan nasional; dan
(7) Pembaharuan kepegawaian negeri harus mencakup upaya peningkatan
motivasi yang dikaitkan dengan kinerja dan sistem kompensasi melalui
pemberdayaan pegawai agar mampu menghasilkan kinerja yang tinggi dan
individual learning yang dapat mendukung pengembangan karir masingmasing
pegawai dan kebutuhan organisasi (Balk, 1996).

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

sillahkan tinggalkan komentar anda,,,
agar saya bisa mengunjungi blog anda kembali.,. :)

Academics Blogs
blog directory Active Search Results Ping your blog, website, or RSS feed for Free Free Page Rank Tool Page Rank Checker
TIPS-BLOGBEGO W3 Directory - the World Wide Web Directory